
Cuci darah atau hemodialisis selama ini identik dengan lansia atau pasien penyakit kronis yang sudah bertahun-tahun mengidap gangguan ginjal. Namun, fakta mengejutkan menunjukkan bahwa kini 1 dari 5 pasien cuci darah justru berasal dari kelompok usia muda, yaitu di bawah 40 tahun. Kondisi ini menjadi sinyal bahaya yang perlu diwaspadai oleh generasi muda, terutama dalam hal pola hidup dan kesadaran terhadap kesehatan ginjal.
Hemodialisis dilakukan saat ginjal sudah tidak mampu menjalankan fungsinya secara optimal, yakni menyaring zat sisa metabolisme dan membuang kelebihan cairan dari tubuh. Jika tidak segera ditangani, gagal ginjal kronik bisa menyebabkan komplikasi serius hingga kematian. Lalu, mengapa semakin banyak anak muda harus menjalani terapi cuci darah?
FAKTOR UTAMA PENYEBAB GAGAL GINJAL DI USIA MUDA
Peningkatan jumlah pasien muda yang menjalani cuci darah disebabkan oleh kombinasi berbagai faktor gaya hidup dan penyakit yang muncul sejak dini.
- Diabetes dan Hipertensi yang Tidak Terkontrol
Dua penyebab utama gagal ginjal adalah diabetes dan hipertensi. Sayangnya, kedua penyakit ini semakin banyak ditemukan pada usia muda akibat pola makan tidak sehat dan minimnya aktivitas fisik. Diabetes merusak pembuluh darah kecil di ginjal, sementara tekanan darah tinggi mempercepat kerusakan ginjal. Tanpa pengobatan dan pengawasan rutin, risiko gagal ginjal meningkat drastis.
- Penggunaan Obat dan Suplemen yang Tidak Aman
Beberapa anak muda mengonsumsi obat pelangsing, suplemen otot, atau jamu-jamuan tanpa pengawasan medis. Kandungan logam berat, steroid, atau bahan kimia berbahaya di dalamnya bisa merusak ginjal dalam jangka panjang. Selain itu, penggunaan obat penghilang nyeri secara berlebihan juga berpotensi merusak jaringan ginjal secara perlahan.
- Kurang Minum Air dan Sering Menahan Kencing
Gaya hidup sibuk membuat sebagian orang mengabaikan kebutuhan dasar tubuh, seperti minum air yang cukup dan buang air kecil secara teratur. Kebiasaan ini bisa memicu infeksi saluran kemih dan batu ginjal, yang jika dibiarkan akan berkembang menjadi kerusakan ginjal kronik.
- Infeksi Ginjal yang Tidak Ditangani Serius
Beberapa anak muda mengalami infeksi ginjal seperti glomerulonefritis atau pielonefritis akut, yang jika tidak segera diobati bisa menimbulkan luka permanen pada jaringan ginjal. Jika dibiarkan, infeksi berulang ini dapat menurunkan fungsi ginjal secara signifikan.
- Gaya Hidup Sedentari dan Obesitas
Obesitas juga meningkatkan risiko berbagai penyakit kronis yang merusak ginjal. Selain itu, gaya hidup yang pasif, jarang bergerak, dan terlalu lama duduk dapat memperburuk metabolisme tubuh dan mempercepat penurunan fungsi organ vital termasuk ginjal.
Baca juga : Benarkah Kencing Berbusa Jadi Tanda Kerusakan Ginjal?
TANDA-TANDA GANGGUAN GINJAL YANG SERING DIABAIKAN
Banyak orang tidak menyadari bahwa ginjal mereka bermasalah karena gejalanya sering muncul perlahan dan tidak spesifik. Beberapa tanda yang patut diwaspadai antara lain:
- Bengkak pada wajah, tangan, atau kaki
- Mudah lelah dan lemas
- Sering mual dan muntah
- Nafsu makan menurun
- Tekanan darah tinggi yang sulit dikontrol
- Urine berbusa atau berubah warna
- Sering buang air kecil di malam hari atau justru berkurang drastis
Sayangnya, banyak anak muda mengabaikan gejala-gejala ini hingga fungsi ginjal benar-benar menurun drastis dan harus menjalani cuci darah secara rutin.
MENCEGAH CANGGIHNYA MESIN CUCI DARAH DENGAN POLA HIDUP SEHAT
Meski teknologi medis semakin canggih, mencegah tetap jauh lebih baik daripada harus tergantung pada mesin dialisis seumur hidup. Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk menjaga ginjal tetap sehat:
- Minum Air Putih yang Cukup
Pastikan mengonsumsi minimal 8 gelas air putih setiap hari, terutama jika kamu aktif berolahraga atau tinggal di daerah panas. Air membantu membuang racun dan mencegah pembentukan batu ginjal.
- Batasi Konsumsi Garam dan Makanan Olahan
Garam dan makanan olahan bisa meningkatkan tekanan darah dan memperberat kerja ginjal. Gantilah dengan makanan segar seperti buah, sayur, dan makanan rendah sodium.
- Rutin Periksa Kesehatan
Cek tekanan darah, gula darah, dan fungsi ginjal secara berkala, apalagi jika memiliki riwayat keluarga dengan penyakit ginjal. Pemeriksaan dini bisa menyelamatkan fungsi ginjal sebelum terlambat.
- Hindari Obat dan Suplemen Sembarangan
Jangan konsumsi obat, jamu, atau suplemen tanpa resep atau anjuran dokter. Selalu baca kandungan dan pastikan keamanannya bagi ginjal.
- Aktif Bergerak dan Jaga Berat Badan Ideal
Olahraga secara rutin membantu menjaga metabolisme dan menurunkan risiko diabetes, hipertensi, serta obesitas—semua faktor yang berkaitan erat dengan kerusakan ginjal.
KESIMPULAN
Fenomena meningkatnya jumlah pasien cuci darah di usia muda adalah peringatan serius bagi generasi saat ini. Gaya hidup modern yang tidak sehat, minimnya kesadaran akan pentingnya fungsi ginjal, serta konsumsi obat tanpa kontrol menjadi faktor utama.
Untuk mencegah ketergantungan pada mesin dialisis seumur hidup, penting bagi kita untuk lebih peduli terhadap kesehatan ginjal sejak muda. Perbanyak minum air putih, jalani pola makan sehat, hindari konsumsi obat sembarangan, dan lakukan cek kesehatan secara berkala.
Ingat, menjaga ginjal bukan hanya tentang menghindari penyakit, tetapi juga tentang mempertahankan kualitas hidup jangka panjang. Jangan tunggu sampai cuci darah jadi rutinitas mingguan—cegah dari sekarang, sebelum terlambat.
Penulis : Lylandri
Editor : Lylandri