
Asam urat sering kali dikaitkan dengan pria usia lanjut atau mereka yang gemar mengonsumsi makanan tinggi purin. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, semakin banyak wanita yang didiagnosis mengidap asam urat, terutama setelah memasuki usia menopause. Padahal sebelumnya, wanita dianggap memiliki risiko yang lebih rendah terhadap penyakit ini. Kondisi ini menimbulkan pertanyaan: mengapa wanita menjadi lebih rentan terhadap asam urat? Memahami penyebab dan faktor risiko ini sangat penting agar wanita dapat melindungi diri mereka dari komplikasi serius yang bisa muncul akibat kadar asam urat yang tinggi.
PENYEBAB WANITA RENTAN ASAM URAT YANG PERLU DIWASPADAI

Kenaikan kasus asam urat pada wanita tidak terjadi secara tiba-tiba. Terdapat sejumlah faktor biologis dan gaya hidup yang berperan dalam meningkatnya risiko tersebut.
1. Penurunan Hormon Estrogen Setelah Menopause
Salah satu alasan utama wanita lebih rentan mengalami asam urat adalah penurunan kadar hormon estrogen setelah menopause. Estrogen diketahui membantu ginjal membuang asam urat dari tubuh melalui urin. Ketika hormon ini menurun drastis, kemampuan tubuh untuk mengeluarkan asam urat ikut berkurang, menyebabkan akumulasi yang berlebihan dalam darah.
2. Pola Makan Tinggi Purin
Makanan yang kaya purin seperti jeroan, daging merah, makanan laut, dan makanan olahan, jika dikonsumsi berlebihan, dapat meningkatkan produksi asam urat. Wanita yang tidak mengatur pola makan dan sering mengonsumsi makanan tinggi purin memiliki risiko lebih besar mengalami lonjakan kadar asam urat.
3. Kelebihan Berat Badan dan Obesitas
Kelebihan berat badan menjadi salah satu faktor risiko utama asam urat, baik pada pria maupun wanita. Lemak tubuh yang berlebihan dapat meningkatkan produksi asam urat sekaligus menghambat proses pengeluarannya. Obesitas juga kerap disertai dengan kondisi lain seperti tekanan darah tinggi dan resistensi insulin, yang turut memperparah risiko serangan asam urat.
4. Penggunaan Obat-Obatan Tertentu
Beberapa obat-obatan seperti diuretik (obat untuk tekanan darah tinggi) dan aspirin dosis rendah dapat mengganggu proses pembuangan asam urat dari tubuh. Wanita yang mengonsumsi obat ini dalam jangka panjang perlu berkonsultasi dengan dokter untuk meminimalkan risikonya.
5. Kurangnya Aktivitas Fisik
Gaya hidup sedentari atau kurang bergerak juga turut memengaruhi metabolisme tubuh, termasuk dalam mengatur kadar asam urat. Aktivitas fisik yang cukup membantu menjaga berat badan dan mendukung fungsi ginjal dalam membuang limbah, termasuk asam urat.
Baca juga : Risiko Wanita Hipertensi Meningkat Karena Hal Ini?
GEJALA ASAM URAT PADA WANITA YANG PERLU DIPERHATIKAN

Gejala asam urat pada wanita tidak jauh berbeda dengan pria, namun sering kali kurang dikenali karena dianggap sebagai nyeri sendi biasa. Berikut adalah beberapa gejala yang umum:
- Nyeri sendi mendadak dan hebat, terutama di malam hari
- Pembengkakan dan kemerahan pada sendi, biasanya di jempol kaki, pergelangan kaki, atau lutut
- Sensasi hangat pada sendi yang terkena
- Kesulitan bergerak atau berjalan saat serangan terjadi
Jika gejala ini muncul secara berulang, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan kadar asam urat dalam darah.
CARA MENCEGAH ASAM URAT PADA WANITA

Meskipun wanita rentan asam urat, ada berbagai langkah yang dapat dilakukan untuk mencegahnya, terutama bagi yang memasuki usia menopause.
1. Jaga Pola Makan Sehat dan Seimbang
Hindari konsumsi berlebihan makanan tinggi purin seperti daging merah, jeroan, dan seafood. Perbanyak konsumsi buah, sayuran, biji-bijian utuh, serta air putih yang membantu membuang kelebihan asam urat dari tubuh.
2. Kendalikan Berat Badan
Penurunan berat badan secara bertahap dan sehat dapat membantu menurunkan kadar asam urat serta mengurangi tekanan pada sendi.
3. Perbanyak Aktivitas Fisik
Rutin berolahraga minimal 30 menit setiap hari dapat meningkatkan metabolisme tubuh dan membantu menjaga kesehatan ginjal.
4. Batasi Konsumsi Alkohol dan Minuman Manis
Minuman beralkohol, terutama bir, serta minuman tinggi fruktosa, dapat meningkatkan produksi asam urat. Sebaiknya batasi atau hindari konsumsi jenis minuman ini.
5. Lakukan Pemeriksaan Rutin
Bagi wanita usia 40 tahun ke atas atau yang memiliki riwayat keluarga dengan asam urat, pemeriksaan kadar asam urat secara berkala sangat dianjurkan. Pemeriksaan ini dapat mendeteksi masalah sebelum berkembang menjadi serangan nyeri yang parah.
KESIMPULAN
Meski sebelumnya lebih banyak menyerang pria, kini wanita juga menjadi kelompok yang rentan terhadap penyakit asam urat, terutama setelah menopause. Penurunan hormon estrogen, pola makan, dan gaya hidup yang tidak sehat menjadi penyebab utama meningkatnya risiko. Wanita rentan asam urat bukan berarti tidak bisa dicegah. Dengan menjaga pola makan, rutin berolahraga, mengontrol berat badan, dan melakukan pemeriksaan rutin, risiko asam urat dapat diminimalkan. Waspadai gejala yang muncul, terutama nyeri sendi yang mendadak dan berulang.Ingat, pencegahan lebih baik daripada pengobatan. Lindungi diri Anda dari serangan asam urat sejak dini dengan gaya hidup sehat dan kesadaran terhadap perubahan tubuh yang terjadi seiring bertambahnya usia.
Penulis : Ari Wibowo
Editor : Lylandri